Foto : Azamat Tazhayakov dan Dias Kadyrbayev bersama Dzokhar Tsarnaev (Reuters)
BOSTON - Kepolisian Amerika Serikat (AS) menangkap dua pria lain yang dinyatakan terlibat dalam insiden bom maraton Boston, Massachusetts. Dua pria itu adalah seorang warga Kazakhstan dan satu lagi adalah warga asli AS. Mereka semua masih berusia 19 tahun.
Dua pria Kazakhstan yang bernama Azamat Tazhayakov dan Dias Kadyrbayev, adalah teman sekolah Dzokhar Tsarnaev. Sementara itu pelaku lainnya adalah Robel Philipos seorang warga AS yang tinggal di Cambridge, Massachussets.
Tazhayakov dan Kadyrbayev muncul di pengadilan federal untuk menjelaskan insiden pengeboman itu. Mereka pun dipastikan diadili kembali pada 14 Mei mendatang, meski demikian pengacara mereka, Robert Stahl, menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak bersalah.
Philipos ditangkap pada hari yang sama dengan kedua pria Kazakhstan itu namun diadili secara terpisah. Philipos dinyatakan sebagai salah satu tersangka yang cukup cukup dikhawatirkan. Pria itu akan segera menjalani sidang lanjutan pada Senin.
Sejauh ini kantor kejaksaan mengklaim, kedua pria Kazakhstan itu melakukan konspirasi untuk mempersulit proses pengadilan. Kadyrbayev dan Tazhayakov membuang laptop beserta tas milik Tsarnaev. Sementara itu, Phillipos dituduh berbohong pada tim penyelidik yang sedang mengusut kasus itu.
Tiga teman sekelas Dzokhar yang berasal dari Univeristas Darmouth di Massachussets dinyatakan sempat melihat Dzokhar setelah pengeboman berlangsung. Ketika Biro Penyelidik AS (FBI) merilis foto pelaku bom Boston pada 18 April, Phillipos mengirim SMS pada Kadyrbayev dan mengatakan padanya bahwa "pelaku bom itu mirip dengan Tsarnaev." Kadyrbayev yang melihat foto itu juga mengatakan hal yang sama kepada Tsarnaev lewat SMS.
Dan setelah Tsarnaev menerima SMS dari Kadyrbayev, Tsarnaev menjawabnya dengan kata, "LOL." Tsarnaev pun mengatakan pada teman-temannya, "masuklah ke kamar saya dan ambil apa saja yang kalian mau." Demikian diberitakan Reuters, Kamis (2/5/2013).
Kadyrbayev menjelaskan pada tim penyelidik bahwa SMS itu hanyalah lelucon. Kardyrbayev mengatakan pula, dirinya tidak akan pernah melihat Tamerlan Tsarnaev lagi dalam kondisi hidup.
Pada malam hari itu, Kadyrbayev dan Tsarnaev yang tinggal di asrama yang sama, bertemu dengan Phillipos tepat di depan kamar pintu kamar Tsarnaev. Kadyrbayev memutuskan untuk membuang tas dan laptop yang digunakan Tsarnaev ketimbang melapor ke polisi.
Ketiga teman Tsarnaev itu dinyatakan menonton berita seputar pengeboman Boston semalam suntuk. Di saat Dzokhar Tsarnaev diburu oleh kepolisian. Tas dan laptop itu dibuang ke tempat sampah di dekat apartemen milik Tazhayakov di New Bedford.
Meski demikian, Phillipos memberikan kesaksian berbeda dengan dua rekannya. Pria itu mengaku tidak tahu apoa-apa mengenai apa yang diceritakan temannya karena mereka menggunakan Bahasa Rusia.
FBI telah berbicara pada Tazhayakov dan Kadyrbayev pada 19 dan 20 April, saat ini kedua pria itu ditahan atas tuduhan melanggar hukum imigrasi sipil. Pria itu diadili pada Rabu pagi waktu setempat.
Bila dinyatakan bersalah, dua pria Kazakhstan itu akan dipaksa membayar denda sebesar ratusan ribu dolar AS dan dihadapkan dengan hukuman penjara lima tahun. Sementara itu Phillipos terancam hukuman penjara delapan tahun karena dituduh berbohong.
okezone.com
No comments:
Post a Comment