Wednesday 8 May 2013

Tawaran damai itu datang dari China


Tawaran damai itu datang dari China
Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Presiden China Xi Jinping.


Konflik Palestina-Israel telah berlangsung lebih dari setengah abad. Berbagai upaya dan tawaran damai selama ini masih mengalami kebuntuan. Siapa sangka tawaran damai berikutnya bisa datang dari Negeri Tirai Bambu, China.

Selama ini China kurang menonjol dalam diplomasi di Timur Tengah. Namun dalam beberapa tahun terakhir China berupaya mengambil peran di Timur Tengah sebagai bagian dari misi memperluas pasar ekonomi dan pengaruh diplomatik.

Untuk lebih berperan dalam upaya damai atas konflik di Timur Tengah, Presiden China Xi Jinping menawarkan empat rencana bagi pembicaraan damai antara Israel dan Palestina.

Proposal damai itu dibuat ketika pertemuan Xi Jinping dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas yang mengunjungi Ibu Kota Beijing Senin lalu, seperti dilansir surat kabar Jerusalem Post, Selasa (7/5).

Menurut koran Xinhua empat proposal itu mencakup rencana pendirian negara Palestina yang independen berdampingan dengan negara Israel secara damai.

"Tujuan proposal ini untuk mendirikan negara Palestina merdeka berdaulat menurut wilayah pada 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Hal itu merupakan hak rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut," bunyi proposal pertama dari China itu.

"Pada saat yang sama, hak Israel untuk eksis dan mendapat pengakuan harus sepenuhnya dihormati."

Proposal itu menyebut negosiasi antara Israel dan Palestina adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian.

"Kedua pihak harus mengikuti perkembangan zaman, mengupayakan pembicaraan damai, dan menunjukkan kesamaan pemahaman."

"Prioritas harus didahulukan adalah mengambil langkah penting untuk menghentikan pembangunan pemukiman Israel, mengakhiri kekerasan terhadap warga sipil, mencabut blokade terhadap Jalur Gaza, dan penanganan tahanan Palestina untuk menciptakan kondisi yang diperlukan buat meneruskan pembicaraan damai."

Rekonsiliasi internal secara keseluruhan diperlukan untuk melanjutkan pembicaraan damai lebih jauh dengan Israel," demikian bunyi poin kedua proposal itu.

Pada poin ketiga proposal itu membahas soal wilayah kedua negara yang harus dijunjung tinggi.

"Kedua pihak harus membangun perdamaian termasuk pada masalah wilayah, resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa, dan tawaran damai negara Arab untuk memajukan proses perdamaian."

Di poin keempat proposal itu menyerukan komunitas internasional untuk menjamin dan mengawal proses perdamaian.

Xi Jinping menyatakan perseteruan Palestina-Israel merupakan inti dari konflik Timur Tengah.

"Masalah ini (konflik Palestina-Israel) telah berlangsung lebih dari setengah abad dan membuat rakyat Palestina menderita," kata dia.

Apakah keempat proposal dari China ini mampu mewujudkan perdamaian antara Israel-Palestina? Tampaknya dunia masih akan menunggu jawabannya.
http://www.merdeka.com

No comments:

Post a Comment