Tuesday 28 May 2013

Pemerintah imbau angkutan umum gunakan BBG

Pemerintah imbau angkutan umum gunakan BBG
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar (kanan) menemani Gubernur DKI yang berkunjung ke Kemenkeu. ©2012 Merdeka.com

Pemerintah mengimbau sektor transportasi segera beralih menggunakan energi alternatif seperti Bahan Bakar Gas (BBG). Pasalnya, sektor transportasi menyumbang inflasi sebesar 0,40 persen akibat dari kenaikan harga BBM. Sebab kenaikan premium dan solar bakal disusul kenaikan tarif angkutan umum.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengakui kebanyakan sektor transportasi masih banyak yang menggunakan BBM subsidi jenis solar, sehingga menyebabkan tarif angkutan mengalami kenaikan. Seperti diketahui, kenaikan BBM subsidi jenis premium sebesar Rp 2.000 dan solar Rp 1.000 per liter.

"Itu mestinya ditampung dalam konteks yang lebih permanen yaitu untuk meningkatkan sektor angkutan umum untuk menggunakan energi alternatif. Sebab kalau dilakukan seperti tadi justru memberikan insentif mereka menggunakan BBM, justru harus diberikan peluang kepada mereka akses terhadap bahan bakar yang lebih terjangkau, tetapi non BBM," ujar Mahendra usai rapat paripurna mengenai tanggapan pemerintah terhadap pandangan-pandangan fraksi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5).

Mahendra menjelaskan pemerintah akan berupaya untuk menjaga kenaikan tarif transportasi, sehingga inflasi tetap terjaga sesuai yang ditetapkan pemerintah sebesar 7,2 persen.

Sembari menanti para pelaku usaha memilih energi alternatif, Wamenkeu sekaligus tetap berharap kenaikan tarif angkutan umum tidak terlalu drastis. Sebab, harga solar meski sudah disesuaikan tetap lebih murah dari premium.


"Dan memang harus betul-betul pemahaman yang lebih baik. Harus diingat transportasi itu banyak menggunakan bahan bakar solar, itu dalam konteks ini kenaikannya tidak setinggi yang premium, oleh karena itu kita harapkan relatif lebih rendah dampaknya kepada biaya produksi mereka," pungkasnya.
http://www.merdeka.com

No comments:

Post a Comment