Sunday 5 May 2013

Pasca Filipina, Myanmar berpotensi menyalip peringkat Indonesia



Pasca Filipina, Myanmar berpotensi menyalip peringkat Indonesia
Myanmar. ©shutterstock.com


Pemerintah harus mewaspadai potensi Myanmar untuk menyalip Indonesia dalam stabilitas ekonomi makro. Belum lama ini, peringkat surat utang Indonesia telah diturunkan oleh lembaga pemeringkat internasional Standart & Poors dari BB+ atau outlouk positif menjadi BB+ dengan outlook stabil.

Indikator kestabilan perekonomian suatu negara menjadi salah satu penentu dalam pemberian peringkat surat utang. "Thailand dan Singapura kan sudah menyalip Indonesia. Tapi Myanmar perlu diwaspadai karena pertumbuhan ekonomi mereka sudah di atas enam persen," ujar Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto di Jakarta, Sabtu (4/5).

Selain pertumbuhan ekonomi yang stabil, Myanmar tengah agresif membangun proyek infrastruktur. Padahal, Indonesia sedang berjuang masuk ke pasar Myanmar dengan menggarap berbagai proyek pembangunan jalan, jembatan, perumahan, pembangkit listrik dan sebagainya.

"Makanya Indonesia tidak boleh terlena, karena Filipina secara mengejutkan bisa meraih kenaikan peringkat" tegas dia.

Sebelumnya, perekonomian Filipina saat ini mulai menyalip perekonomian Indonesia. Filipina telah berhasil meningkatkan peringkat utang dan memacu pertumbuhan mereka.

Filipina di bawah pimpinan Presiden Benigno Aquino telah mendahului Indoensia menyandang status investment grade dari Standard & Poor's (S&P), melangkahi Indonesia di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dikutip dari situs Bloomberg, S&P menaikkan rating utang jangka panjang Filipina menjadi BBB- dari peringkat sebelumnya BB+ dengan outlook stabil. Sedangkan Indonesia turun menjadi peringkat BB+ dengan outlook stabil, setelah sebelumnya di level BB+ dengan outlook positif.

"Momentum reformasi di Indonesia sangat lemah dan mengurangi potensi upgrade," jelas S&P seperti yang dikutip dari Bloomberg.
http://www.merdeka.com

No comments:

Post a Comment