KOMPAS.com/Indra Akuntono
JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior PDI Perjuangan Taufiq Kiemas menilai pernyataan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang mengaku diikuti aparat intel hanyalah bahan candaan.
Menurutnya, kritik yang disampaikan Megawati kepada pemerintahan saat ini selalu bersifat terbuka yang pasti akan diketahui pemerintah sehingga keberadaan intel tak terlalu diperlukan.
"Diikuti intel itu hanya joke-joke saja. Sebab, apa yang dibicarakan Bu Mega dalam pidato itu terbuka untuk umum dan pasti sampai juga, jadi untuk apa ada intel," ujar Taufiq di Kompleks Parlemen, Senin (15/4/2013).
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menilai keberadaan intel itu bisa saja karena untuk menjalankan fungsi pengamanan. Pasalnya, bagaimanapun juga, para mantan presiden RI memang masih memiliki hak untuk selalu dilindungi aparat keamanan.
Selain itu, kata Taufiq, Megawati juga selalu melontarkan kritik selalu berdasarkan aturan yang ada dan tanpa kekerasan. "Bu Mega selalu katakan 'saya kritis, tapi anti-kekerasan. Saya kritis pakai aturan dan alasan'. Apa yang diomongin kan terbuka. Setiap kali kemari memberi tahu," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yakin bahwa ada aparat intelijen yang mengikuti setiap kegiatannya ketika mengurus partai. Hal itu ia rasakan saat menghadiri acara deklarasi pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/4/2013).
"Dia ditugasi ngintel, dengarkan saya pidato. Nanti semenit saja, pidato saya sudah masuk ke pucuk pimpinan republik ini. Pasti! Enggak apa-apa, biar. Saya begini supaya dia mengerti, kamu tuh mimpin mesti ngono (begitu). Tapi, saya anti-kekerasan, saya tidak suka kebohongan," kata Megawati.
kompas.com
No comments:
Post a Comment