Saturday, 27 April 2013

Ketika menyontek berjamaah jadi tradisi Ujian Nasional


Ketika menyontek berjamaah jadi tradisi Ujian Nasional


Ujian Nasional (UN) jadi hal yang menakutkan bagi lembaga pendidikan sekolah di Indonesia. Guru hingga kepala sekolah dituntut bisa membuat setiap murid mampu mengerjakan setiap ujian.

Meski dengan cara-cara tak wajar; misalnya menyontek berjamaah atau memberi bocoran soal agar bisa mudah dikerjakan. Celakanya, hal itu terus dilakukan dan diwariskan ke generasi berikutnya.

Seperti diceritakan Dado (bukan nama sebenarnya). Siswa salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta Timur, itu mengaku saat UN bisa mudah mengerjakan soal mata pelajaran kejuruan karena sudah menerima bocoran sebelum ujian digelar.

"Kalau yang di luar tiga mata pelajaran wajib. Itu hari ke empat, waktu kita masuk pas ujian sudah dapat bocoran dari salah satu guru sekolah sendiri, dua hari sebelum UN," katanya sambil tersenyum saat berbicara dengan merdeka.com, Jakarta, Sabtu (27/4).

Dengan dalih uji coba soal, biasanya para guru yang menjadi panitia ujian, dengan sengaja memberikan materi serupa dengan soal-soal ujian yang akan diberikan kepada para peserta.

"Ada salah satu guru, dia jadi panitia, masuk tim yang membuat soalnya juga, biasanya jawaban langsung dikasih," ungkapnya.

Menurut dia, tanpa harus mengurangi konsentrasi dalam mengerjakan setiap soal yang ada, ujian menjadi terasa lebih ringan. Dado dan teman satu kelasnya yakin mampu mendapatkan nilai tinggi.

"Kalau kita sih nilai soal pelajaran kejuruan bisa bagus. Soalnya sama semua, sembilan puluh persen mirip, paling yang beda urutan nomornya aja. Sekarang tinggal nilai mata pelajaran wajib saja, belum tahu deh gimana. Yang penting berdoa aja terus," ucapnya.

Terkadang bagi sekolah berstatus swasta, tingkat kelulusan siswa bisa jadi tolak ukur kredibilitas sekolah. Status lulus seratus persen, biasanya digunakan sebagian sekolah untuk menarik minat para orang tua agar menyekolahkan anak di sekolah itu.

"Tidak bisa dipungkiri, kita berkewajiban memberikan yang terbaik bagi anak murid. Para orang tua bisa dipastikan lebih memilih sekolah yang bisa menjamin kelulusan anak mereka ke jenjang lebih tinggi," tutur salah satu guru SMP di Bekasi.
http://www.merdeka.com

No comments:

Post a Comment