Bank Indonesia meyakini, apapun kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah terkait subsidi bahan bakar minyak (BBM), bakal menyehatkan ekonomi nasional.
Untuk jangka pendek, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, dampak dari kebijakan pembatasan akan berimbas ke inflasi.
"Tentu saja kalau ditanya mengenai dampak inflasinya, inflasi terhadap suatu kenaikan harga yang berlaku bagi semuanya tentu saja inflasi akan lebih besar, sementara kalau kenaikan harga pada segmen tertentu, itu dampak terhadap inflasinya lebih rendah," jelas Perry di Gedung Mahkamah Agung, Senin (14/4).
Diakuinya, BI dari awal sudah melakukan berbagai kajian terkait opsi yang akan diambil oleh pemerintah. Namun Perry enggan memaparkan hasil kajian bank sentral.
"BI sudah dari awal mengkaji, menganalisa beberapa skenario yang memang sedang dibahas oleh pemerintah terkait dengan kebijakan BBM ini, baik skenario pembatasan saja ataupun pembatasan juga ada kenaikan harga. Itunganya nanti deh," jelas Perry.
Perry menjelaskan,kenaikan harga BBM bersubsidi yang pernah terjadi sebelumnya, memang berdampak pada kenaikan inflasi jangka pendek. Namun, kebijakan tersebut juga berimbas positif pada perekonomian nasional, mulai dari penguatan nilai tukar rupiah yang disebabkan oleh aktivitas impor yang lebih baik. Dengan demikian, neraca pembayaran juga akan ikut membaik walaupun dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah.
"Apa pun kebijakan terhadap BBM, pengurangan subsidi akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih baik," tutur Perry.
Terkait opsi berbagai batasan, Perry mengungkapkan, penggunaan BBM bersubsidi dari roda dua mengambil porsi yang lebih besar, mencapai lebih dari 50 persen. "Roda 2 itu 50 sekian lah hampir 60 persen. Sehingga kenapa kemudian kalau (kenaikan harga BBM) diberlakukan untuk semuanya dampak terhadap inflasi akan lebih besar," tutup Perry.
merdeka.com
No comments:
Post a Comment