Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan masuk ke teritori negatif setelah terimbas pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS). Penurunan saham AS dipicu melemahnya penjualan retail, harga komoditas dan sentimen konsumen.
Analis dari Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan hal serupa juga terjadi pada bursa saham Asia yang juga tidak terlalu kondusif. Transaksi asing tercatat nett sell dan hanya beberapa saham kapitalisasi kecil saja yang tercatat nett buy asing. Ini membuat pelaku pasar semakin berkeinginan untuk melakukan aksi jual.
"Belum lagi ditambah dengan kondisi pembukaan bursa saham Eropa yang juga melemah makin membuat IHSG tidak berdaya menghadapi serangan aksi jual dari para pelaku pasar," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (16/4).
Dia menambahkan, pasar saham Eropa turut terkena sentimen negatif dari penurunan laju pertumbuhan GDP China dan juga merespon penurunan harga saham produsen raw-material setelah harga komoditas melemah dan ketidaksetujuan para petinggi zona Euro untuk menangani kreditur gagal.
Sementara, bursa saham AS kemungkinan akan bergerak variatif dengan respon negatif pelaku pasar yang terimbas pelemahan bursa saham Asia dan Eropa. Indeks saham Asia juga akan melanjutkan laju negatif setelah rilis pertumbuhan GDP tahunan dan kuartal di bawah estimasi dan rilis sebelumnya.
Selain itu, pergerakan nilai tukar rupiah cenderung stagnan karena terimbas dari data China yang mensinyalkan masih adanya perlambatan di negara tersebut. Serta masih adanya ganjalan masalah di Cyprus terkait dengan perkiraan penambahan dana bailout dan Portugal yang Mahkamah Konstitusinya telah membatalkan sebagian kebijakan penghematan pemerintah.
Dengan demikian, dia memprediksi IHSG pada hari ini, Selasa (16/4) pada support 4865-4899 dan resistance 4937-4956.
"Selama IHSG masih dapat bertahan di atas level 4860 (batas middle bollinger band) maka diharapkan IHSG dapat bergerak rebound yang tentunya dengan asumsi didukung laju bursa saham global dan sentimen yang ada," tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Riset Etrading, Bertrand Raynaldi, di mana laju IHSG diperkirakan akan berada pada support-resistance. Namun dia memperkirakan laju IHSG akan berada di level 4.850-4.980.
"Ini artinya secara teknikal pelemahan IHSG menghasilkan sinyal dead cross pada indikator dan fast stochastic," ujarnya kepada merdeka.com.
Adapun saham-saham yang perlu dicermati pada hari ini, antara lain PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Akasha Wira International Tbk (ADES), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Sebelumnya, pada perdagangan kemarin Senin (15/4), IHSG ditutup turun -42.62 poin (-0.86 persen) ke 4,894.59 dengan jumlah transaksi sebanyak 7,2 juta lot atau setara dengan Rp 3,8 triliun.
Tercatat 184 saham mengalami penurunan, 119 saham tidak mengalami perubahan dan 116 saham tidak diperdagangkan sama sekali.
Asing tercatat melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp353 miliar dengan saham yang paling banyak dijual antara lain PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Sementara, mata uang Rupiah terdepresiasi 9,714 per Dollar AS.
http://www.merdeka.com
No comments:
Post a Comment