Wednesday 1 May 2013

Bak Arisan, Demo Buruh di Medan Penuh dengan Euforia


Wali Kota Medan, Rahudman Harahap di antara buruh (Wahyudi Siregar/Okezone)
  Wali Kota Medan, Rahudman Harahap di antara buruh (Wahyudi Siregar/Okezone)


MEDAN - Aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) digelar di sejumlah daerah di seluruh Indonesia, termasuk di Medan. Namun hampir tidak terlihat adanya aksi yang menengangkan sepanjang aksi unjuk rasa di ruas jalan inti kota itu.

Aksi unjuk rasa yang juga melumpuhkan setidaknya dua kawasan industri itu pun lebih mirip arisan dan reuni para buruh dan serikat pekerjanya. Aksi long march yang mereka gelar mulai dari kawasan industri hingga ke kantor pemerintahan, justru lebih mirip karnaval karena di sela-sela para demonstran, terlihat banyak massa aksi yang berfoto memanfaatkan latar demonstran.

Belum lagi jika melihat, kumpulan buruh yang dikumpulkan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, di Lapangan Merdeka. Diiringi penyerahan sembako serta karangan bunga yang terletak hampir di setengah bagian luar Lapangan Merdeka, suasana May Day lebih mirip acara kawinan.

Buruh yang dalam demo meminta agar pemerintah menghapuskan upah murah, outsourcing, serta sistem kerja lepas, seolah lupa dengan tuntutannya. Karena di tengah belum terwujudnya seluruh tuntutan itu, sekira 2.500 buruh yang hadir begitu sumringah ketika salah seorang fungsionaris serikat buruh, menggendong Rahudman Harahap.

Rusli Nasrun (32), salah seorang buruh dari salah satu pabrik makanan ringan di Kawasan Industri Medan (KIM) I Mabar, mengaku, heran dengan perayaan May Day tahun ini. Dari beberapa kali peringatan May Day yang telah dia ikuti selama menjadi buruh, baru kali ini peringatan May Day berjalan dengan begitu menyenangkan.

“Agak heran juga aku. Tadi keluar rumah sempat agak takut juga kalau ribut, eh ternyata kondisinya kayak gini. Ada dangdutannya. Seneng lah, itung-itung hiburan apalagi dapat sembako,” jelasnya pada Okezone, Rabu (1/5/2013)

Kondisi berbeda disampaikan Ilham. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara itu cukup kecewa dengan peringatan May Day tahun ini. Dia memang sejak awal tahu bahwa aksi akan digelar dengan cara damai, namun tidak menyangka aksi unjuk rasa pada tahun-tahun sebelumnya cukup kritis, tahun ini justru sangat kompromis.

“Tadi dari rumah semangat sekali. Kebetulan saya juga anak buruh, sudah sampai sini ngenes aja lihat joget-joget begini. Seolah lupa dengan kehidupan sehari-hari,” lirihnya.

Sementara itu, Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengaku, digelarnya perayaan May Day yang dipusatkan di Lapangan Merdeka Medan ini ditujukan untuk membangun keakraban dan hubungan industrialis yang baik antara pengusaha dan buruh. Pemerintah menurutnya memiliki peran terdepan untuk menciptakan hubungan yang baik di antara dua stakeholder penggerak perekonomian itu.

“May Day ini kan harinya para buruh. Kita mau menghilangkan kesan keras perayaan May Day. Makanya kita buat dalam konsep baru. Kalau ada sembako, itu hanya untuk silaturahmi saja, yang penting bagaimana di Medan ini tetap kondusif, pembangunan ekonomi tetap jalan, dan hubungan industrial antara buruh dan pengusaha terjaga. Lebih enak mana, liputan panas-panas atau pakai dangdutan begini?” pungkasnya.
okezone.com

No comments:

Post a Comment