Yogyakarta, - - Aloysius Sony BL De Rosary, orangtua
Patrisius Valerian, korban pembacokan sekelompok pemuda tak dikenal di
dekat Stadion Mandala Krida Yogyakarta, akhirnya melapor ke polisi.
Pihaknya merasa ditantang oleh seseorang anggota TNI yang mengaku utusan seorang berpangkat kolonel bertugas di Mabes TNI di Jakarta untuk menyelesaikan kasus penganiayaan tersebut.
"Saya sama sekali tidak ada niatan untuk mencari siapa pelakunya. Saya anggap ini sebagai sebuah sentilan dari Tuhan bagi saya sebagai orang tua maupun anak saya," ungkap Sony di RS Bethesda Yogyakarta, Senin (18/2/2013).
Menurut Sony, hari Minggu (10/2/2013) pukul 07.00 di UGD RS Bethesda dirinya sudah ditemui oleh Kapolsek Umbulharjo, Kompol Tri Sugihartana.
Kapolsek menyarankan untuk membuat laporan polisi (LP) ke Polsek Umbulharjo. Sony saat itu menolaknya dan tidak berusaha mencari siapa pelakunya.
Meski mendapat info bila salah satu pelakunya adalah siswa SMA swasta di wilayah Yogyakarta bagian barat, Sony tetap tidak bersedia untuk membuat laporan.
"Anak saya tidak kenal dengan nama yang disebut-sebut oleh beberapa teman-temannya, Dia tidak kenal dan belum pernah bertemu sama sekali," ungkap Sony.
Menurutnya pada hari Kamis (14/2/2013) bersama Kapolsek Umbulharjo sempat mendatangi sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Wirobrajan untuk melakukan kroscek. Di sekolah tersebut dirinya ingin mengecek kebenaran siswa dengan inisial RM.
Namun karena kejadian di luar jam sekolah, pihak sekolah tidak bersedia memanggil yang bersangkutan. Sekolah hanya memberikan nama, alamat dan orangtua yang bersangkutan di secarik kertas.
Upaya mempertemukan untuk diselesaikan secara kekeluargaan bersama kepala sekolah, ustad, guru Bimbingan Karir (BK) juga tidak membuahkan hasil. Pihaknya juga sudah berkali-kali menghubungi orangtua siswa yang bersangkutan namun tidak berhasil.
Baru pada hari Sabtu (16/2/2013) sore, ada rencana pertemuan yang difasilitasi kapolsek namun juga gagal. Orangtua dan siswa RM yang bersangkutan tiba-tiba pamit keluar hendak beli minuman dan tidak kembali lagi di Mapolsek Umbulharjo.
"Beberapa kali dihubungi tidak bisa. Kalau bukan pelakunya kenapa takut menemui kami, malah beralasan mengajak beberapa teman anaknya untuk jadi saksi bila bukan pelakunya," katanya.
Sekitar pukul 19.00 WIB, ayah RM mengatakan anaknya sakit. Namun tidak lama berselang kemudian datang seorang yang mengaku dari salah satu kesatuan TNI.
Di hadapan kapolsek dan dirinya, orang yang mengaku anggota TNI itu mengatakan dirinya tidak mempunyai hubungan keluarga atau pernah kenal sebelumnya, namun ia mendapat perintah dari atasannya yang berpangkat kolonel yang bekerja di Mabes TNI di Jakarta.
Sony mengaku telah bertanya pada RM dan berkeyakinan dia bukan pelakunya. Orang yang mengaku utusan kolonel ini lantas mengusulkan Sony menempuh jalur hukum.
Menurutnya keputusan membuat laporan ke polisi itu sebenarnya tidak dikehandakinya dan sudah ditahan selama satu minggu. Dirinya hanya ingin bertemu saja, meski yang bersangkutan mengatakan bukan dirinya orang yang diduga melakukan pembacokan terhadap anaknya Patrik.
"Saya akhirnya malam itu juga membuat laporan ke polisi. Bila bersedia bertemu saja, sudah cukup buat saya," ujar Sony.
Bagus Kurniawan - detikNews
Pihaknya merasa ditantang oleh seseorang anggota TNI yang mengaku utusan seorang berpangkat kolonel bertugas di Mabes TNI di Jakarta untuk menyelesaikan kasus penganiayaan tersebut.
"Saya sama sekali tidak ada niatan untuk mencari siapa pelakunya. Saya anggap ini sebagai sebuah sentilan dari Tuhan bagi saya sebagai orang tua maupun anak saya," ungkap Sony di RS Bethesda Yogyakarta, Senin (18/2/2013).
Menurut Sony, hari Minggu (10/2/2013) pukul 07.00 di UGD RS Bethesda dirinya sudah ditemui oleh Kapolsek Umbulharjo, Kompol Tri Sugihartana.
Kapolsek menyarankan untuk membuat laporan polisi (LP) ke Polsek Umbulharjo. Sony saat itu menolaknya dan tidak berusaha mencari siapa pelakunya.
Meski mendapat info bila salah satu pelakunya adalah siswa SMA swasta di wilayah Yogyakarta bagian barat, Sony tetap tidak bersedia untuk membuat laporan.
"Anak saya tidak kenal dengan nama yang disebut-sebut oleh beberapa teman-temannya, Dia tidak kenal dan belum pernah bertemu sama sekali," ungkap Sony.
Menurutnya pada hari Kamis (14/2/2013) bersama Kapolsek Umbulharjo sempat mendatangi sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Wirobrajan untuk melakukan kroscek. Di sekolah tersebut dirinya ingin mengecek kebenaran siswa dengan inisial RM.
Namun karena kejadian di luar jam sekolah, pihak sekolah tidak bersedia memanggil yang bersangkutan. Sekolah hanya memberikan nama, alamat dan orangtua yang bersangkutan di secarik kertas.
Upaya mempertemukan untuk diselesaikan secara kekeluargaan bersama kepala sekolah, ustad, guru Bimbingan Karir (BK) juga tidak membuahkan hasil. Pihaknya juga sudah berkali-kali menghubungi orangtua siswa yang bersangkutan namun tidak berhasil.
Baru pada hari Sabtu (16/2/2013) sore, ada rencana pertemuan yang difasilitasi kapolsek namun juga gagal. Orangtua dan siswa RM yang bersangkutan tiba-tiba pamit keluar hendak beli minuman dan tidak kembali lagi di Mapolsek Umbulharjo.
"Beberapa kali dihubungi tidak bisa. Kalau bukan pelakunya kenapa takut menemui kami, malah beralasan mengajak beberapa teman anaknya untuk jadi saksi bila bukan pelakunya," katanya.
Sekitar pukul 19.00 WIB, ayah RM mengatakan anaknya sakit. Namun tidak lama berselang kemudian datang seorang yang mengaku dari salah satu kesatuan TNI.
Di hadapan kapolsek dan dirinya, orang yang mengaku anggota TNI itu mengatakan dirinya tidak mempunyai hubungan keluarga atau pernah kenal sebelumnya, namun ia mendapat perintah dari atasannya yang berpangkat kolonel yang bekerja di Mabes TNI di Jakarta.
Sony mengaku telah bertanya pada RM dan berkeyakinan dia bukan pelakunya. Orang yang mengaku utusan kolonel ini lantas mengusulkan Sony menempuh jalur hukum.
Menurutnya keputusan membuat laporan ke polisi itu sebenarnya tidak dikehandakinya dan sudah ditahan selama satu minggu. Dirinya hanya ingin bertemu saja, meski yang bersangkutan mengatakan bukan dirinya orang yang diduga melakukan pembacokan terhadap anaknya Patrik.
"Saya akhirnya malam itu juga membuat laporan ke polisi. Bila bersedia bertemu saja, sudah cukup buat saya," ujar Sony.
Bagus Kurniawan - detikNews
No comments:
Post a Comment