Saturday, 2 March 2013

Usia 18 tahun sudah jadi bos bisnis perlengkapan olah raga

Usia 18 tahun sudah jadi bos bisnis perlengkapan olah raga

Menjadi pengusaha tidak harus menunggu usia tua dan modal yang besar. Usia muda tidak menghalangi seseorang sukses mengembangkan bisnis.

Berangkat dari hobi olah raga, Rafael Rizki Adventus atau biasa disapa Rizki mulai merintis bisnisnya. Remaja kelahiran Jakarta 4 september 1994 ini melihat sebuah peluang melalui pembuatan kostum basket dan futsal yang biasa dia pakai bersama teman-temannya untuk bertanding.Dari situ Rizki mengaku menemukan ide awal menjadikan ini sebagai sumber penghasilan. Ini adalah pintu masuknya merintis bisnis perlengkapan olah raga.

Rizki adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Bangka belitung adalah daerah asal dari anak muda. Ayah dan ibunya dibesarkan di Bangka Belitung kemudian pindah ke Jakarta untuk bekerja. Sadar bukan anak orang kaya, Rizki berambisi untuk sukses di masa depan.

"Saya hobi olah raga, basket dan futsal. Kemudian saya berangkat dengan latar belakang keluarga yang kurang mampu, di mana teman-teman saya orang yang berkecukupan. Saya harus bisa berhasil dan membahagiakan kedua orang tua saya, saya harus sukses," kata Rizki saat berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Sabtu (2/3).

Di awal usahanya, Rizki mengaku tidak memiliki modal besar untuk memulai usaha. Yang dia punya hanyalah niat dan keberanian. Kemudian Rizki menjalin kerja sama dengan rumah-rumah produksi yang membuat jersey, jaket, kaos basket dan kaos futsal. "Modal niat yang pertama," katanya.

Dengan bendera atau label 'Motion' Rizki dengan sabar dan ulet menjajakan barang dagangannya. Dalam pandangannya, kesabaran dan keuletan merupakan kunci untuk meraih kesuksesan.

Siswa kelas 3 SMA Sang Timur Jakarta ini menceritakan, Motion didirikan pada tanggal 11 Februari 2010. Rizki mengaku jika semua keperluan baju olah raga tersedia di tempatnya. Saat ini, dia sudah memiliki 100 mitra yang mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia dan beberapa negara lain.

"Omzet ya Rp 100 juta hingga Rp 150 juta per bulan dengan keuntungan 20-30 persen," ungkap Rizki.

Merintis bisnis tentu saja tidak lepas dari risiko dan kegagalan. Rizki juga merasakan hal itu di awal usahanya merintis bisnis. Karena belum mempunyai pengalaman yang cukup di dunia industri konveksi atau garment, dia sempat putus asa dan berpikiran untuk berhenti menggeluti usahanya.

Beruntung dia masih memiliki mimpi dan tekad yang kuat, yang akhirnya menguatkan Rizki untuk terus belajar serta melanjutkan bisnis yang sudah dirintisnya.

"Itu hal biasa, yang penting kita komitmen, fokus dan konsisten. Komitmen dengan impian anda, fokus dengan masa depan, dan konsisten dengan sikap yang kita miliki," tegasnya.

Bisnisnya pun semakin berkembang seiring dengan makin pesatnya perkembangan teknologi. Dia memanfaatkan itu sebagai strategi promosi. Rizki melakukan promosi melalui jejaring sosial dan internet.

Untuk terus mendongkrak omzet, dia selalu mengambil bagian dalam setiap event atau kegiatan olahraga. Kompetisi olahraga antar sekolah, mulai dari SD, SMP hingga perguruan tinggi dia sponsori.

"Kita sponsori event-event olahraga dan itu kerja sama yang saling menguntungkan," kata Rizki.

Di usia muda, Rizki sudah berpikir bahwa dia tidak mau menikmati kesuksesan itu sendirian. Dia membuka kesempatan bagi orang lain untuk menjadi reseller. Kesempatan dibuka untuk siapa saja yang serius dan fokus untuk menggeluti usaha.

sumber : merdeka.com

No comments:

Post a Comment